Sabtu, 19 Februari 2011

melipat jarak antara dunia dan akhirat

ketika mata tak ingin terpejam,,,terbayang akan hal-hal yang tak ingin aku ingat,,,
yang tertinggal hanyalah tanda tanya besar mengenai diriku dan orang-orang disekitarku,,,
aku sudah tidak mempunyai kepercayaan lagi terhadap orang-orang didekatku,,,bahkan keluargaku sendiri,,,
dan benar dunia ini bagaikan panggung sandiwara yang akan terus dimainkan oleh orang-orang seperti itu!! rasanya aku ingin menghilang,,,namun takdirku bukan untuk saat ini,,,takdirku berkata lain,aku harus menyelesaikan urusanku didunia ini,,,karena dunia ibarat jembatan menuju pada-Nya...
kejenuhan,keegoisan,keburukan,kejahatan,kebaikan,keikhlasan,kelemahan,dll berkumpul didunia ini,,namun bagaimana harus melewatinya itu yang harus kita lakukan. Menjadi yang terbaik diantara yang terbaik bukan hal yang mudah karena itu semua butuh pengorbanan. Inilah dunia, yang lemah menjadi lemah,,,yang kuat menjadi kuat berkuasa, yang menderita semakin tertekan sedangkan yang tidak malah bersenang-senang diatas mereka yang menderita,,,begitulah dunia. Bagi mereka yang tidak tahu dan hanya bersenang-senang, karena dunia menyimpan beribu-ribu topeng untuk membuat manusia semakin lupa kalau Allah swt menciptakan dunia ini hanya sebagai tempat pengujian. Kita yang kadang terlena oleh dunia, disediakan bermacam-macam hal yang disukai sampai melupakan akhirat,,,
Padahal Akhirat itu tidak ada jarak sungguh amat dekat seperti yang pernah aku baca disalah satu buku yang isinya:
"Lipatan yang sebenarnya adalah terlipatnya jarak dunia darimu, sehingga kamu mengetahui bahwa akhirat itu lebih dekat kepadamu daripada dirimu sendiri".
dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa jarak antara kehidupan didunia dan diakhirat teramat dekat, itu tergantung apakah engkau mampu melipatnya hingga nyaris tak berjarak. Jika kita mampu menghadirkan akhirat kedalam hatimu maka engkau dapat menjalani takdirNya dengan ikhlas dan amat tertib. Kehidupan akhirnya engkau anggap sebagai perjalanan menuju kehidupan selanjutnya. Sedangkan kematian hanyalah gerbang pembatas fisik dan jiwa. Maka jangan heran jika penempuh jalan makrifat merasa seakan akhirat itu dekat dan selalu siap mati kapan saja. mereka sudah rindu ingin bertemu dengan cahayaNya dan rindu terhadap Dzat yang dicintainya. Karenanya, mereka telah mampu melipat dunia dengan akhirat, sehinga batas keduanya nyaris tak terasa.
^_^,,